
Pematangsiantar – Perayaan Jubileum 75 Tahun Seminari Menengah Christus Sacerdos (SMCS) Pematangsiantar berlangsung meriah dan penuh sukacita pada Jumat (6/9/2025) di Seminari Menengah Christus Sacerdos, Pematangsiantar.
Acara ini digelar sebagai bentuk syukur atas perjalanan panjang seminari yang telah 75 tahun berdiri dan berperan dalam mencetak generasi pelayan gereja serta bangsa. Perayaan diisi dengan penampilan Opera SMCS serta berbagai hiburan yang menambah semarak suasana.
Sejumlah tokoh penting turut hadir, antara lain Mgr. Kornelius Sipayung, OFMCap., (Uskup Agung Medan), Suparman Sirait, (Dirjen Bimas Katolik), RP. Michael Manurung, OFMCap., (Vikjen Keuskupan Agung Medan), Swandy Sihotang (Sekretaris Panitia Yubileum 75 Tahun), Anggota DPR RI yang hadir Rapidin Simbolon dan beberapa anggota DPRD, tokoh masyarakat Sumut Dr. Parlindungan Purba, S.H., M.M, para pastor, suster, alumni, serta para jemaat.

Dalam sambutannya, Mgr. Kornelius Sipayung, OFMCap., menegaskan bahwa perayaan Jubileum 75 Tahun ini merupakan momen bersejarah yang harus menjadi pengingat akan panggilan luhur seminari dalam melahirkan calon imam yang melayani dengan penuh kasih. “Seminari ini adalah rahim yang melahirkan banyak pelayan gereja dan bangsa. Kita bersyukur atas 75 tahun perjalanan ini, dan kita berkomitmen agar ke depan, seminari semakin menjadi tempat pembinaan iman yang kuat, tangguh, dan relevan dengan tantangan zaman,” ujarnya.
Tokoh masyarakat Sumatera Utara, Dr. Parlindungan Purba, juga menyampaikan apresiasi dan rasa bangga terhadap kontribusi SMCS dalam membentuk generasi yang berkarakter dan berdedikasi bagi gereja serta masyarakat. “Selama 75 tahun, SMCS Pematangsiantar telah melahirkan banyak pribadi yang berkontribusi nyata dalam kehidupan bermasyarakat dan bergereja. Momentum Jubileum ini kiranya menjadi penyemangat baru untuk terus melahirkan generasi yang berintegritas, tangguh, dan siap menghadapi tantangan zaman,” ungkapnya.
Sementara itu, Rektor SMCS RP. John Rufinus Saragih, OFMCap., dalam sambutannya menekankan bahwa Jubileum ini bukan sekadar perayaan seremonial, melainkan juga panggilan untuk memperkokoh komitmen dalam mendidik calon-calon imam dan pelayan umat.
Perayaan ini menjadi wujud nyata sinergi antara gereja, tokoh masyarakat, pemerintah, dan umat, dalam mendukung keberlangsungan pendidikan dan pelayanan yang berakar pada iman dan nilai kemanusiaan.*bnb.


